Tatag, Teteg Dan Tutug Sebagai Nasihat Kehidupan Dalam Membentuk Karakter Dengan Kearifan Lokal
Humas SMP Negeri 1 Salatiga
Tatag, Teteg Dan Tutug Sebagai Nasihat Kehidupan Dalam Membentuk Karakter Dengan Kearifan Lokal
Istilah Tatag, Teteg dan Tutug mungkin sedikit asing bagi kita karena jarang sekali digunakan oleh generasi muda sebagai bahasa sehari-hari dalam kehidupan ini. Mungkin Bapak dan Ibu guru serta karyawanpun jarang mendengar istilah tersebut, karena untuk saat ini Bahasa yang digunakan setiap harinya adalah Bahasa Indonesia dari mulai di rumah atau keluarga dan juga di sekolah atau tempat bekerja.
Istilah Tatag, Teteg dan Tutug merupakan kata nasihat yang berasal dari budaya Jawa yang merupakan bagian dari kearifan lokal Bangsa Indonesia khususnya masyarakat di Jawa Tengah. Pitutur ini sangat perlu untuk dilestarikan dan hal tersebut juga didukung oleh kegiatan penerapan Implementasi Kurikulum Merdeka yang sedang dilaksanakan dalam dunia Pendidikan serta bagian dari tema Project penguatan profil pelajar Pancasila atau P5 salah satunya mengangkat tentang kearifan lokal.
Tatag, teteg dan tutug sebagai suatu nasihat atau pitutur (dalam Bahasa Jawa yang sering disampaikan orangtua kepada anaknya) untuk membentuk karakter generasi muda yang tangguh, cerdas, dan rendah hati agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan sangat perlu untuk dikupas secara menyeluruh sehingga generasi muda saat ini dapat mengambil nilai-nilai positifnya untuk kehidupannya.
Tatag menurut sastra Bahasa Jawa berarti “tanpa duwe uwas sumelang” atau tidak mempunyai kekhawatiran yang berasal dari dalam diri dan luar pribadinya atau lingkungannya / dapat beradaptasi bisa juga diartikan bahwa seseorang harus punya rasa percaya diri. Untuk mencapai sikap yang tatag ini perlunya belajar dalam membekali diri agar kita semua dapat mempunyai rasa percaya diri dalam mengemban tugas yang telah dibebankan kita. Belajar di segala bidang yang mendukung untuk peningkatan kompetensi diri kita merupakan bagian diri kita untuk bisa tampil menjadi tatag. Proses kehidupanpun yang silih berganti juga bisa membuat diri kita menjadi lebih tatag dalam menyongsong masa depan. Sikap tatag ini juga merupakan modal utama diri seseorang dalam meraih cita-citanya
Teteg mempunyai arti kukuh, ora obah-obah utawa panggah. Bisa diartikan juga seseorang yang mempunyai tekad dan komitmen yang kuat seperti karang, tidak akan goyah walau diterjang oleh badai atau apapun tetap berdiri tegak seperti karang dipinggir laut yang dihempas oleh gelombang laut yang sangat dahsyat. Tidak ada kebimbangan sedikitpun dalam kehidupannya. Tatkala seseorang sudah berpengang teguh dengan komitmenya atau teteg untuk selalu berjalan sesuai dengan aturan-aturan kehidupan ini maka niscaya seseorang tersebut sampailah kepada istilah tutug yang artinya dumugi, ngantos ing pungkasan, ngantos katog lan marem, mongkok ugi syukur dene kalampahan kanthi prayogi, yang berarti sampailah pada tujuan yang diharapkan sehingga menjadi bahagia dan proses kehidupannya menjadi lebih baik. Setiap orang menginginkan kehidupannya berakhir dengan baik sesuai dengan tujuannya, tidak berhenti di tengah jalan atau mudah putus asa. Seperti orang hidup di dunia ini menginginkan kehidupannya husnul khotimah. (mencapai kebahagiaan di dunia dan akherat).
Di era mileneal ini lebih-lebih pasca pandemic covid-19, stress mudah sekali menjangkiti generasi muda dikarenakan ekosistem hidup yang berubah maka perlunya kita membangun dan menata ulang kembali secara perlahan agar ekosistem kehidupan generasi muda menjadi kembali baik agar menjadikan generasi muda menjadi tangguh, cerdas dan berkarakter dengan nasihat atau pitutur tersebut di atas, sesuai dengan tema Bangsa Indonesia dalam memperingati hari kemerdekaan kita dengan Pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat dengan tatag,teteg dan tutug. Dirgahayu Indonesia ke-77, Jayalah Indonesiaku.
Penulis
Ngadiman, M.Or.
Kepala SMP NEGERI 1 SALATIGA