Membangun Optimistic QuotiensOQ Remaja

Membangun  Optimistic Quotiens(OQ) Remaja

 

Remaja adalah generasi muda penerus perjuangan bangsa dan negara, tunas-tunas muda bangsa, aset pembangunan nasional maka peranan dan fungsi remaja sangat penting. Remaja awal adalah usia 12-15 tahun. Dimana usia remaja ini adalah siswa SMP.

Dalam menghadapi masa pandemi Covid-19 ini, tidak mudah bagi guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Terganggunya proses pembelajaran akibat pandemi dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas sumber daya manusia ke depan baik dalam aspek kognitif, afektif dan konatif. Untuk itu diperlukan upaya dari berbagai pihak sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efektif sekalipun di tengah pandemi covid 19. Proses kegiatan belajar mengajar harus tetap berjalan dan siswa tidak kehilangan haknya dalam belajar. Sekolah senantiasa berupaya agar proses pembelajaran dapat terlaksana secara efektif. Sekolah secara keseluruhan adalah media interaksi antar siswa dan guru untuk meningkatkan kemampuan intelegensi, skill dan rasa kasih sayang diantara mereka. Melihat banyaknya persoalan yang dihadapi siswa saat pandemi, Optimistic Quotiens(OQ) sangat dibutuhkan untuk siswa tetap bertahan di tengah krisis. Contoh permasalahan yang terjadi pada siswa saat ini adalah krisis percaya diri, menutupi identitas diri, kurangnya motivasi belajar, konsep diri yang salah, ketergantuan kepada orang tua/melawan orang tua, kedisiplinan dan tanggung jawab berkurang.

Apa Optimistic Quotiens(OQ) itu? Optimistic Quotiens(OQ) adalah ketangguhan jiwa dalam menghadapi segala tantangan hidup. Ketangguhan jiwa sendiri bisa dijelaskan sebagai kemampuan dalam menghadapi rintangan dan tantangan hidup penyebab stres/ depresi, dan kemampuan bertahan di masa-masa sulit dalam menghadapi persoalan hidup dengan tetap berkeyakinan bahwa pasti ada jalan keluar bagi persoalan yang dihadapinya dan dia pasti berhasil. (Triantono Safari, Optimistic Quotient, 2009). Dan yang terpenting menurut hasil penelitian Jim Wiltens (2008) orang yang optimistic quotiensnya tinggi cenderung lebih berbahagia dibanding yang rendah.

Jadi Optimistic Quotients (OQ) itu sikap mental yang ada pada diri seseorang. Ia tak berdiri sendiri . Ia bukan sesuatu yang dilahirkan, tetapi sesuatu yang tumbuh berkembang bersama-sama dengan tumbuh kembangnya kedewasaan seseorang dalam menghadapi hidupnya. Pada tiap orang berbeda-beda kondisinya, bahkan pada dua orang kembar sekalipun akan berbeda tingkatnya. Ada orang yang sangat tinggi Optimistic Quotientnya sehingga semua kesulitan hidup itu dihadapinya dengan segenap potensi dan kemampuannya secara optimal sehingga bisa berhasil. Ada yang biasa-biasa saja, sehingga kadang- kadang kadar antara optimistic dan keputusasaan dalam menghadapi hidup itu silih berganti datangnya dengan akibat yang juga bergantian.

Yang paling memprihatinkan adalah jika Optimistic Quotient (OQ) rendah. Ini amat berbahaya jika terjadi pada seseorang, energi psikologisnya akan terkuras hanya untuk melawan keputusasaan, ketidak mampuan mengatasi masalah, merasa lemah, merasa tak mampu, merasa kecil, merasa kalah, merasa terpinggirkan, menyalahkan pihak lain terhadap kegagalan yang ada pada dirinya, mencari pembenaran untuk menutupi ketidakmampuannya.

Cara membangun Optimistic Quotion (OQ):

  1. Melatih interpretasi positif terhadap peristiwa.
  2. Melatih berpikir rasional.
  3. Melatih mengendalikan diri secara efektif.
  4. Melatih berpikir optimis.
  5. Melatih menyelesaikan masalah dengan berserah kepada Tuhan YME.
  6. Melatih/Mendorong siswa untuk meraih masa depan/tujuan.

Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, diharapkan remaja/siswa dapat memiliki Optimistic Quotient (OQ) yang tinggi. Sehingga kedepannya remaja/siswa dapat menghadapi kesulitan-kesulitan yang dialaminya baik di sekolah, di rumah maupun di masyarakat.

 

 

 

Penulis

Giyanti, S.Pd

Guru BK SMP Negeri 1 Salatiga

GALLERY

Humas SMP Negeri 1 Salatiga

-