Google Classroom mencegah Ketidakadilan Penilaian

Google Classroom mencegah Ketidakadilan Penilaian

 

Oleh : Putri Ayu Setyowati, S.Pd

Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Email: s200230008@student.ums.ac.id

 

Pendidikan adalah kunci memerangi kebodohan dan kemiskinan, serta meningkatkan taraf hidup masyarakat dan pembangunan negara. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui alokasi anggaran dan kebijakan yang tepat. Namun, penting juga untuk terus berinovasi dalam metode pengajaran.

Guru memiliki peran penting sebagai teladan bagi siswa dan berperan dalam membentuk karakter mereka. Sayangnya, masih ada kasus ketidakadilan dalam pemberian nilai oleh guru. Contohnya di SMP Fransiskus, Nusa Tenggara Timur, seorang guru dilaporkan ke polisi karena memberikan nilai nol pada siswa yang tidak mengikuti ujian seni budaya, sementara siswa lain yang juga tidak mengikuti ujian tetap diberi nilai.

Berdasarkan pada kasus di atas, masih terdapat guru yang belum berperilaku adil terhadap siswa. Padahal, peran guru sebagai korektor adalah menilai dan mengoreksi semua hasil belajar, sikap, tingkah, dan perbuatan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pemberian nilai dapat memberikan manfaat bagi guru, siswa, dan sekolah. Bagi guru, hal ini dapat digunakan sebagai tolak ukur atas metode pembelajaran yang dilaksanakan sesuai atau tidak. Bagi siswa, dapat meningkatkan dan memacu semangat belajar. Serta bagi sekolah, berguna untuk merencanakan pengembangan sekolah ke depannya.

Untuk mengatasi masalah ini, penggunaan aplikasi learning management system (LMS) seperti Google Classroom dapat menjadi solusi yang efektif. Google Classroom membantu menciptakan transparansi dan keadilan dalam proses pembelajaran dan penilaian. Aplikasi ini memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri dan terstruktur, meningkatkan hasil belajar dan motivasi mereka. Selain itu, Google Classroom memudahkan guru dalam mengunggah materi dan tugas, serta memantau kemajuan siswa.

Dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia, adilnya penilaian merupakan salah satu aspek penting untuk memastikan setiap siswa mendapatkan evaluasi yang objektif dan sesuai dengan usaha serta pemahaman mereka. Google Classroom menyediakan berbagai fitur yang dapat membantu guru dalam mengurangi potensi ketidakadilan penilaian. Berikut adalah beberapa cara penggunaan fitur-fitur tersebut:

  1. Rubrik Penilaian

Google Classroom memungkinkan guru untuk membuat rubrik penilaian yang jelas dan terperinci. Dengan menggunakan rubrik, kriteria penilaian menjadi transparan dan standar. Hal ini membantu guru menilai tugas-tugas siswa berdasarkan parameter yang telah ditentukan, sehingga mengurangi subjektivitas dan ketidakadilan.

Contoh Penggunaan: Guru Bahasa Indonesia dapat membuat rubrik penilaian untuk esai dengan kategori seperti Struktur, Tata Bahasa, Kreativitas, dan Kedalaman Analisis. Setiap kategori diberikan skor yang spesifik, sehingga siswa memahami aspek apa saja yang dinilai dan bagaimana mereka dapat meningkatkan hasil kerja mereka.

  1. Anonimitas dalam Penilaian

Google Classroom memungkinkan guru untuk menilai tugas siswa tanpa mengetahui identitas mereka. Fitur ini sangat berguna untuk menghindari bias yang mungkin timbul karena faktor-faktor non-akademis, seperti hubungan personal atau reputasi siswa.

Contoh Penggunaan: Guru dapat menggunakan fitur ini saat menilai ujian atau esai. Dengan cara ini, penilaian diberikan murni berdasarkan kualitas kerja, bukan berdasarkan siapa yang mengerjakan.

  1. Feedback Berkelanjutan

Fitur komentar di Google Classroom memungkinkan guru memberikan feedback yang konstruktif secara langsung pada tugas yang dikumpulkan. Feedback ini bisa berupa komentar tertulis, audio, atau video yang mendetail tentang kekuatan dan kelemahan dari tugas yang telah dikerjakan.

Contoh Penggunaan: Setelah siswa mengumpulkan tugas puisi, guru dapat memberikan komentar langsung pada setiap baris puisi, menunjukkan kesalahan tata bahasa atau memberikan pujian untuk penggunaan gaya bahasa yang kreatif. Dengan feedback yang spesifik, siswa mendapatkan panduan yang jelas untuk memperbaiki kinerja mereka.

  1. Plagiarisme Checker

Google Classroom terintegrasi dengan alat pengecek plagiarisme yang dapat memverifikasi keaslian tugas yang dikumpulkan, fitur originality reports yang memungkinkan pendidik untuk memeriksa potensi plagiarisme dalam tugas siswa.. Hal ini membantu memastikan bahwa semua siswa bermain di lapangan yang sama, dan nilai yang diberikan mencerminkan usaha pribadi mereka.

Contoh Penggunaan: Saat mengumpulkan tugas esai, siswa diminta untuk mengunggah melalui Google Classroom yang secara otomatis memeriksa apakah ada konten yang dijiplak. Guru kemudian dapat menilai tugas dengan lebih adil, mengetahui bahwa hasilnya adalah karya asli siswa.

  1. Diskusi Terstruktur

Fitur diskusi di Google Classroom memungkinkan siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi kelas secara online. Guru dapat mengatur topik diskusi dan memberikan poin partisipasi berdasarkan kontribusi yang relevan dan bermutu, bukan hanya pada kuantitas.

Contoh Penggunaan: Guru Bahasa Indonesia bisa memulai diskusi tentang sebuah novel yang sedang dipelajari di kelas. Siswa diundang untuk memberikan pendapat mereka dan merespon pandangan teman-teman mereka. Guru dapat memberikan poin berdasarkan kejelasan argumen dan relevansi komentar, memastikan penilaian yang lebih objektif.

Dengan memanfaatkan fitur-fitur tersebut, Google Classroom dapat membantu guru Bahasa Indonesia dalam memberikan penilaian yang lebih adil dan objektif, sehingga setiap siswa mendapatkan evaluasi yang sesuai dengan kemampuan dan usaha mereka. Penerapan Google Classroom, diharapkan dapat mencegah ketidakadilan dalam penilaian siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih adil dan kondusif, sehingga tujuan pendidikan nasional dapat tercapai dengan lebih baik.

Referensi:

  1. Florespedia. "Ortu di NTT Laporkan Guru ke Polisi karena Beri Nilai Nol Pada Anaknya." Kumparan, diakses pada Sabtu 11 Mei 2024. https://kumparan.com/florespedia/ortu-di-ntt-laporkan-guru-ke-polisi-karena-beri-nilai-nol-pada-anaknya-1rRhOzw9ekA/3.

 

GALLERY

Humas SMP Negeri 1 Salatiga

-