Gerakan Pramuka sebagai perwujudan Profil Pelajar Pancasila

Gerakan Pramuka sebagai perwujudan Profil Pelajar Pancasila

 

Setiap Tanggal 14 Agustus kita semua sebagai anggota pramuka di Indonesia merayakan HUT Pramuka. Malam sebelum peringatan HUT Pramuka tersebut tidak lupa melaksanakan kegiatan ulang janji pramuka berupa pengucapan janji setia untuk selalu melaksanakan dengan ikhlas Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakekatnya setiap anggota pramuka dewasa setiap tahunnya diajak untuk merefleksikan diri terkait dengan sudahkan kita berkontribusi dengan lingkungan yang ada di sekitar kita dalam hal peduli terhadap pembentukan karakter peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan saat ini.

 “Mengabdi Tanpa Batas Membangun Ketangguhan Bangsa” semboyan tersebut merupakan tema dari Hari Pramuka yang ke- 61  pada tahun 2022 ini.  Berbicara membangun ketangguhan bangsa merupakan suatu gerakan yang seiring dan sejalan dengan keadaan saat ini bahwa Indonesia dan negara di dunia yang baru saja lepas pada kondisi  pandemic covid-19 selama kurang lebih dua tahun yang membuat dunia pendidikan kehilangan ruhnya dalam pembentukan karakter peserta didik.

Pembelajaran daring/online selama dua tahun tersebut telah membuat peserta didik di seluruh Indonesia mengalami “shock culture” yang biasanya pembelajaran berlangsung secara tatap muka/ hadir ke sekolah dan pada masa pandemic covid-19 harus secara daring serta kegiatan daring terebut berjalan dalam waktu yang lama sehingga mengakibatkan “learning  lost” yang dampaknya mengakibatkan munculnya  beberapa sikap kurang membangun untuk ketangguhan generasi muda. Menurut Harian Kompas, “learning lost” adalah berkurangnya pengetahuan dan ketrampilan secara akademis, keadaan ini memperlihatkan bahwa siswa dianggap kehilangan pembelajaran atau tidak belajar apa-apa. Memang pada masa pendemi untuk penanaman disiplin dalam rangka pembentukan karakter peserta didik sangat sulit untuk diterapkan, karena jarak dan perangkat pembelajaran sebagai suatu sarana untuk memantau peserta didik yang sangat terbatas dan masih banyak kendala selain hal tersebut.

Awal pembelajaran tahun ini sudah berjalan dengan baik, pembelajaran sudah dilaksanakan secara tatap muka. Kehadiran peserta didik ke sekolah merupakan suatu kebahagiaan guru sebagai anggota pramuka dewasa untuk dapat membimbing secara langsung tanpa banyak kendala yang dihadapi. Akan tetapi ekosistem selama dua tahun terakhir ini telah membentuk peserta didik mempunyai karakter kurang baik karena mereka hanya berhadapan dengan laptop dan handphone sebagai media pembelajarannya,

Anggota dewasa pramuka untuk saat ini mendapatkan suatu tugas yang mulia untuk mengembalikan peserta didik yang masuk dalam Gerakan Pramuka sebagai anggota muda menjadi generasi muda yang tangguh demi masa depan Bangsa Indonesia. Dengan HUT Pramuka ke-61 ini kita ajak adik-adik pramuka untuk dapat menepati janji dan kode etik Pramuka yaitu Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka dalam kehidupannya sehari-hari.

Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka yang selalu diucapkan pada setiap pembukaan latihan pramuka setiap minggunya dapat menjadi penguat alam bawah sadar peserta didik untuk selalu berbuat sesuai dengan yang diucapkan. Isi yang terkandung dalam Janji dan kode etik pramuka tersebut bila dikupas satu persatu secara tidak langsung merupakan suatu perwujudan dari profil pelajar Pancasila yang saat ini harus diimplementasikan dalam kegiatan kehidupan pelajar saat ini.

Bila saat ini semua pembina Pramuka telah mengabdikan dirinya secara totalitas di segala bidang, kapanpun  dan  di manapun sehingga tidak ada batasannya  dalam  kegiatan  kepramukaan maka pembentukan karakter yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila dapat terwujud.

 

 

Penulis

 Ratna Dhianawati, S.Pd.,M.Pd

Waka Humas SMP Negeri 1 Salatiga

GALLERY

Humas SMP Negeri 1 Salatiga

-